Diposting oleh
Unknown
Lapisan tanah adalah formasi yang dibentuk oleh berbagai lapisan dalam
tanah]] yang secara spesifik dapat dibedakan secara geologi, kimia,
dan biologi, termasuk proses pembentukannya. Ketika usia tanah
meningkat, lapisan tanah umumnya lebih mudah untuk diamati. Pengidentifikasian
dan pendeskripsian lapisan yang ada adalah langkah pertama dalam
mengklasifikasikan tanah dalam level yang lebih tinggi, menggunakan berbagai
sistem seperti USDA soil taxonomy atau Australian
Soil Clasification. Badan dunia World
Reference Base
for Soil Resources memberikan daftar 40 ciri lapisan
tanah: Albic, Andic, Anthraquic, Anthropedogenic, Argic, Calcic, Cambic,
Chernic, Cryic, Duric, Ferralic, Ferric, Folic, Fragic, Fluvic, Gypsic, Histic,
Hydragric, Hortic, Irragric, Melanic, Mollic, Natric, Nitic, Ochric,
Petrocalcic, Petroduric, Petrogypsic, Petroplinthic, Plaggic, Plinthic, Salic,
Spodic, Sulfuric, Takyric, Terric, Umbric, Vertic, Vitric, Yermic. Endapan baru
dari tanah seperti alluvium,
pasir, dan abu
vulkanik mungkin tidak memiliki sejarah
pembentukan lapisan dan hanya suatu lapisan endapan yang dapat dibedakan dari
tanah yang ditutupinya.
Sebagian besar jenis tanah mengacu
pada pola utama lapisan tanah yang kadang-kadang disebut dengan lapisan tanah
yang ideal. Setiap lapisan ditandai dengan huruf, dengan urutannya sebagai
berikut: O-A-B-C-R.
Lapisan O
Huruf O menujukkan kata "organik". lapisan ini disebut juga dengan humus. Lapisan ini didominasi oleh keberadaan material organik dalam jumlah besar yang berasal dari berbagai tingkat dekomposisi. Lapisan O ini tidak sama dengan lapisan dedaunan yang berada di atas tanah, yang sesungguhnya bukan bagian
dari tanah itu sendiri.
Lapisan A
Lapisan A adalah lapisan atas dari tanah, sehingga diberi
huruf A. Kondisi teknis dari lapisan A mungkin bervariasi, namun seringkali
dijelaskan sebagai lapisan tanah yang relatif lebih dalam dari lapisan O.
Lapisan ini memiliki warna yang lebih gelap dari pada lapisan yang berada di
bawahnya dan mengandung banyak material organik. Dan mungkin lapisan ini lebih
ringan dan mengandung lebih sedikit tanah liat. Lapisan A dikenal sebagai
lapisan yang memiliki banyak aktivitas biologi. Organisme tanah seperti cacing
tanah, arthropoda, nematoda,
jamur, dan berbagai spesies bakteri dan bakteri archaea terkonsentrasi di sini, dan seringkali berhubungan dengan akar
tanaman.
Lapisan B
Lapisan B umunya disebut lapisan tanah bawah, dan mengandung
lapisan mineral yang mirip dengan lapisan mineral tanah
liat seperti besi atau aluminium,
atau material organik yang sampai ke lapisan tersebut oleh suatu proses
kebocoran. Akar tanaman menembus lapisan tanah ini, namun lapisan ini sangat
miskin material organik. Lapisan ini umumnya berwarna kecoklatan, atau kemerahan
akibat tanah liat dan besi oksida yang terbilas dari lapisan A.
Lapisan C
Lapisan C dinamakan karena berada di bawah A dan B. lapisan
ini sedikit dipengaruhi oleh keberadaan proses pembentukan tanah dari bawah.
Lapisan C ini mungkin mengandung bebatuan yang belum mengalami proses pelapukan. Lapisan C juga mengandung material induk.
Lapisan R
Lapisan R didefinisikan sebagai lapisan yang mengalami
sebagian pelapukan bebatuan
menjadi tanah. Berbeda dengan lapisan di atasnya, lapisan ini sangat padat dan
keras dan tidak bisa digali dengan tangan.
/ jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
1. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
2. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
3. Tanah Alluvial / Tanah Endapan
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
4. Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.
5. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
6. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.
7. Tanah Mediteran / Tanah Kapur
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
8. Tanah Gambut / Tanah Organosol
Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.
1. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
2. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
3. Tanah Alluvial / Tanah Endapan
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
4. Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.
5. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
6. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.
7. Tanah Mediteran / Tanah Kapur
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
8. Tanah Gambut / Tanah Organosol
Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.
a. Lapisan atas, merupakan lapisan yang terbentuk dari hasil
pelapukan batuan dan sisa-sisa makhluk hidup
yang telah mati. Lapisan itu merupakan tanah yang paling subur.
b. Lapisan tengah, terbentuk dari campuran antara hasil pelapukan batuan dan air. Lapisan tersebut terbentuk
karena sebagian bahan lapisan atas terbawa oleh air dan mengendap. Lapisan ini biasa disebut tanah liat.
c. Lapisan bawah, merupakan lapisan yang terdiri atas bongkahan-bongkahan batu. Di sela-sela bongkahan
terdapat hasil pelapukan batuan. Jadi, masih ada batu yang belum melapuk secara sempurna.
d. Lapisan batuan induk, berupa bebatuan yang padat. Jika kamu ingin mengetahui susunan lapisan tanahdi
lingkungan sekitarmu, lakukanlah kegiatan berikut.
yang telah mati. Lapisan itu merupakan tanah yang paling subur.
b. Lapisan tengah, terbentuk dari campuran antara hasil pelapukan batuan dan air. Lapisan tersebut terbentuk
karena sebagian bahan lapisan atas terbawa oleh air dan mengendap. Lapisan ini biasa disebut tanah liat.
c. Lapisan bawah, merupakan lapisan yang terdiri atas bongkahan-bongkahan batu. Di sela-sela bongkahan
terdapat hasil pelapukan batuan. Jadi, masih ada batu yang belum melapuk secara sempurna.
d. Lapisan batuan induk, berupa bebatuan yang padat. Jika kamu ingin mengetahui susunan lapisan tanahdi
lingkungan sekitarmu, lakukanlah kegiatan berikut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar